JJENIS-JENIS WACANA
Jenis wacana dapat
diklasifikasikan berdasarkan : Bahasa yang digunakan, Media yang digunakan,
Sifat atau Jenis pemakaian, Bentuk, dan Cara dan Tujuan pemaparan.
1)
Bahasa yang digunakan
sebagai sarana
untuk mengungkapkan wacana seperti bahasa nasional, indonesia, jawa, inggris
dll.
2)
Media yang digunakan
sebagai
sarana untuk mengungkapkan wacana tulis maupun lisan. Misal dihubungkan media
dengan berdasarkan bahasa maka diperoleh sebagai contoh : Indonesia tulis ragam
baku (wacana surat-menyurat resmi), Indonesia tulis ragam takbaku (surat
pribadi), Bahasa Indonesia lisan ragam baku (pidato kenegaraan), dan Bahasa
Indonesia lisan Ragam takbaku (obrolan santai).
3)
Sifat atau Jenis Pemakaian
Berdasarka
sifat dan jenis pemakaiannya,,wacana
dapat dibedakan menjadi wacana monolog, wacana dialog, dan wacana polilog.
a.
Wacana
monolog (monologue discourse)
Adalah
wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk
ikut berpartisipasi secara langsung. Wacana monolog bersifat searah dan
termasuk komunikasi tidak interaktif (noninteractive
communication). Wacana monolog terjadi seperti pada orasi ilmiah, khotbah,
dan penyampaian visi dan misi.
b.
Wacana
dialog (dialogue discourse)
Adalah
percakapan yang dilakukan oleh dua orang secara langsung. Wacana dialog
bersifat dua arah, dan masing-masing partisipan secara aktif ikut berperan
didalam komunikasi, sehingga disebut komunikasi interaktif (interactive
communication). Wacana dialog terjadi seperti pada peristiwa diskusi,
musyawarah, pembicaraan telepon, Tanya jawab, dan teks drama.
Perhatikan contoh
wacana dialog berikut ini.
SUNSLIK
GINGSENG
C : Betulkan ?
W : Iya
C : Aku paling sebel deh kalau cowokku naksir
cewek yang
lain.
W : Cowokku dulu
juga gitu. Dia itu suka melirik cewek yang rambutnya panjang. Padahal dulu aku
takut manjangin rambut. Takut patah-patah dan rontok. Sunslik gingseng membuat
rambut semakin kuat tumbuh sepanjang yang kamu suka.
C : Sekarang rambut kamu sudah panjang ?
W : Ya
C
: Berarti cowok kamu sudah tidak lirik-lirik lagi dong ?
W : Cowokku si ndak, cowok-cowok
yang lain pada lirik aku
Wacana tersebut
merupakan wacana dialog antara dua orang gadis. Mereka sedang berdialog
mengenai rambut. Setelah menggunakan sunslik gingseng rambut menjadi kuat dan
tidak rontok.
c.
Wacana
polilog
Adalah
pembicaraan atau percakapan yang melibatkan partisipan pembicaraan lebih dari
dua orang penutur. Partisipan yang terlibat dalam pembicaraan semuanya berperan
aktif dan langsung dalam komunikasi. Wacana polilog terjadi seperti pada
peristiwa musyawarah, diskusi, atau debat, dan teks drama.
Perhatikan
contoh wacana polilog yang dikutip dari teks drama berjudul Orkes Madun I karya Arifin C Noer
berikut ini.
KONTEKS :
KEHADIRAN WASKA DISAMBUT GEMBIRA
OLEH KOMUNITASNYA.
WASKA
DIJADIKAN TEMPAT
MENGADU BAGI
TARKENI YANG SEDANG
BERSELISIH
DENGAN MADEKUR,
SUAMINYA.
WASKA :
Peran Waska akan tampil memberi ruh pada
jasadku
yang lunglai kecapean yang kosong
yang
gosong yang bagai kepompong.
KOOR :
Uuuuuuuuuuu
WASKA : Langit hanya berisi angin hari itu
dan warna hitam
Tumpah diseanteronya dimana – mana dan aku
Waska sedang minum air kelapa.
TARKENI : Lalu aku Tarkeni datang menangis
bersujud di
kaki Waska
mengadukan ihwal duka.
WASKA : Ada apa anakku? Kenapa menangis seperti itu?
TARKENI :
Sakit kepalaku sampai ke kalbu lantaran dipukul suamiku.
WASKA : Madekur!!!!!
MADEKUR : Madekur luka hatinya disobek – sobek
cemburu
oleh cemburu buta.
WASKA : Yak karena tidak matang jiwanya.
(Orkes Madun I : 663-664)
Wacana tersebut merupakan wacana
polilog, yakni percakapan atau pembicaraan yang melibatkan lebih dari dua orang
(tokoh) sebagai partisipan pembicaraan. Tokoh Tarkeni mengadukan nasibnya
kepada tokoh Waska, karena ia dipukul oleh Madekur, suaminya, yang sedangkan
dibakar rasa cemburu. Kemudian Waska mencoba mendamaikan Tarkeni dan Mardekur
sebagai pasangan suami istri.
4)
Wacana
Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan
Bebtuknya, wacana dapat diklasifikasikan menjadi wacana prosa, puisi, dan
drama.
a. Wacana
Prosa
Adalah
wacana yang disampaikan dalam bentuk prosa (dalam bahasa jawa disebut
gancaran). Wacana berbentuk prosa dapat berupa wacana tulis dan lisan. Contoh
wacana prosa tulis misalnya cerita pendek (cerpen), cerita bersambung
(cerbung), artikel, novel, dan undang-undang, sedangkan contoh wacan prosa
lisan misalnya pidato, khotbah, dan kuliah.
b. Wacana
Puisi
Adalah
wacana yang disampaikan dalam bentuk puisi (dalam bahasa jawa disebut
geguritan). Wacana berbentuk puisi juga dapat berupa wacana tulis dan lisan. Puisi
dan syair adalah contoh jenis wacana puisi tulis, sedangkan puitisasi atau
puisi yang dideklamasikan dan lagu-lagu merupakan contoh jenis wacana puisi
lisan.
c. Wacana
Drama
Adalah
wacana yang disampaikan dalam bentuk drama, dalam bentuk dilog, baik berupa
wacana tulis maupun wacana lisan. Bentuk wacan drama tulis terdapat pada
naskah-naskah atau teks-teks drama atau naskah sandiwara, sedangkan bentuk
wacana drama lisan terdapat pada pemakaian bahasa dalam peristiwa pementasan
drama, yakni percakapan antar tokoh dalam drama.
5)
Cara dan Tujuan Pemaparan
a) Narasi
adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau
peristiwa. Narasi dapat berisi fakta, misalnya biografi (riwayat seseorang),
otobiografi/riwayat hidup seseorang yang ditulisnya sendiri, atau kisah
pengalaman. Narasi seperti ini disebut dengan narasi ekspositoris.
Narasi bisa juga berisi cerita khayal/fiksi atau rekaan seperti yang biasanya
terdapat pada cerita novel atau cerpen. Narasi ini disebut dengan narasiimajinatif.
·
Unsur-unsur penting dalam sebuah
narasi adalah:
(1) kejadian,
(2) tokoh,
(3) konflik,
(4) alur/plot.
(5) latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.
Narasi diuraikan dalam bentuk penceritaan yang ditandai oleh adanya uraian
secara kronologis (urutan waktu). Penggunaan kata hubung yang menyatakan waktu
atau urutan, seperti lalu, selanjutnya, keesokan harinya, atau setahun
kemudian kerap dipergunakan.
·
Tahapan menulis narasi, yaitu
sebagai berikut.
(1) menentukan tema cerita
(2) menentukan tujuan
(3) mendaftarkan topik atau gagasan pokok
(4) menyusun gagasan pokok menjadi kerangka karangan
secara kronologis atau
urutan waktu.
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Contoh wacana narasi
Aku tersenyum
sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di
sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku
jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.Wangi kayu
cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu.
Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi
wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
b) Deskripsi
adalah karangan yang menggambarkansuatu objek berdasarkan hasil pengamatan,
perasaan dan pengalamanpenulisnya. Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan
atau citraansesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis
sehinggaseolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiriobyek
tersebut. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek
dengan kesan, fakta, dan citraan.
·
Dilihat dari sifat objeknya,
deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu sebagai berikut.
a. Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah deskripsi yang menggambarkanobjek
benda sesuai kesan/imajinasi si
penulis.
Contoh
deskripsi imajinatif
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang
matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan,
mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung
berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke
ranting yang lain.
b. Deskripsi faktual/ekspositoris
ialah deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau
fakta-fakta yang dilihat.
Contoh deskripsi faktual
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat
kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan
jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan
fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan
beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan
objek wisata.
·
Tahapan menulis karangan deskripsi, yaitu:
(1) menentukan objek pengamatan
(2) menentukan tujuan
(3) mengadakan pengamatan dan mengumpulkan bahan
(4) menyusun kerangka karangan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
c) Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara
terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan
memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan
pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalahmakalah untuk seminar,
simposium, atau penataran.
Untuk mendukung akurasi pemaparannya, pengarang eksposisi sering
menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram,tabel, atau bagan
dalam karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapatberbentuk uraian proses,
tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi,
definisi, dan klasifikasi.
·
Tahapan menulis karangan
eksposisi, yaitu sebagai berikut.
(1) menentukan objek pengamatan,
(2) menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi,
(3) mengumpulkan data atau bahan,
(4) menyusun kerangka karangan, dan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Contoh wacana eksposisi
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang
pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan
berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga
perencanaan sistem informasi akuntansi
yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.
d) Argumentasi
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau
penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan
pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha
meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Karangan argumentasi
dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat dengan
memaparkan alasan-alasan yang rasionaldan logis.
·
Tahapan menulis karangan
argumentasi, sebagai berikut.
(1) menentukan tema atau topik permasalahan,
(2) merumuskan tujuan penulisan,
(3) mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti,
fakta, atau
pernyataan yang mendukung,
(4) menyusun kerangka karangan, dan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Contoh wacana argumentasi
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan
jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa
kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang
luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta
terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan
di berbagai bidang.
e) Persuasi
Bertujuan untuk memengaruhi pembaca
untuk berbuat sesuatu atau karangan yang besifat mengajak pembaca dengan
menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang meyakinkan sehingga pembaca
bersedia melaksanakan ajakan hal-hal yang baik demi kepentingan masyarakat.
Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap balasan berupa perbuatan
yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam
karangannya.
·
Ciri-ciri wacana persuasi
-
Harus menimbulakan
kepercayaan pada pendengar / pembacanya.
-
Bertolak atas pendirian
bahwa pikiran manusia dapat diubah.
-
Harus menciptakan
persesuaian melalui kepercayaan antara, pembicara / penulis dan yang diajak
berbicara / pembaca.
-
Harus menghindari
konflik ( baik dalam pemikiran pembaca atau sesama pembaca ) agar kepercayaan
tidak hilang dan tujuan tercapai.
-
Harus ada data dan
fakta secukupnya untuk mendukung ajakan.
·
Langkah menyusun wacana persuasi
-
Menentukan topik / tema
-
Merumuskan tujuan
-
Mengumpulkan data dari berbagai
sumber
-
Menyusun kerangka karangan
-
Mengembangkan kerangka karangan
menjadi kerangka persuasi
·
Yang tergolong kedalam Wacana Persuasi :
-
Bentuk pidato, misalnya
propaganda, kampanye lisan.
-
Bentuk tulisan berupa
iklan dan selembaran.
-
Bentuk elektronik,
misalnya iklan di tv, bioskop, dan internet.
·
Keefektifan
kalimat dari Wacana Persuasi
-
Dapat merubah pola
pikir oranglain secara cepat.
-
Menyampaikan ajakan di
berbagai media / cara.
-
Efektif dalam mengajak
perubahan dalam jumlah banyak.
-
Baik digunakan dalam
hal politik, advertisi, dan pendidikan.
·
nah... untuk lebih lengkapnya nie sobat... bisa klik link di bawah ini ^^_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar