Senin, 03 Juni 2013

contoh makalah wacana


JJENIS-JENIS WACANA
Jenis wacana dapat diklasifikasikan berdasarkan : Bahasa yang digunakan, Media yang digunakan, Sifat atau Jenis pemakaian, Bentuk, dan Cara dan Tujuan pemaparan.
1)      Bahasa yang digunakan
sebagai sarana untuk mengungkapkan wacana seperti bahasa nasional, indonesia, jawa, inggris dll.
2)      Media yang digunakan
sebagai sarana untuk mengungkapkan wacana tulis maupun lisan. Misal dihubungkan media dengan berdasarkan bahasa maka diperoleh sebagai contoh : Indonesia tulis ragam baku (wacana surat-menyurat resmi), Indonesia tulis ragam takbaku (surat pribadi), Bahasa Indonesia lisan ragam baku (pidato kenegaraan), dan Bahasa Indonesia lisan Ragam takbaku (obrolan santai).
3)      Sifat atau Jenis Pemakaian
Berdasarka sifat dan jenis pemakaiannya,,wacana dapat dibedakan menjadi wacana monolog, wacana dialog, dan wacana polilog.
a.    Wacana monolog (monologue discourse)
Adalah wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Wacana monolog bersifat searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif (noninteractive communication). Wacana monolog terjadi seperti pada orasi ilmiah, khotbah, dan penyampaian visi dan misi.
b.   Wacana dialog (dialogue discourse)
Adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang secara langsung. Wacana dialog bersifat dua arah, dan masing-masing partisipan secara aktif ikut berperan didalam komunikasi, sehingga disebut komunikasi interaktif (interactive communication). Wacana dialog terjadi seperti pada peristiwa diskusi, musyawarah, pembicaraan telepon, Tanya jawab, dan teks drama.
Perhatikan contoh wacana dialog berikut ini.

SUNSLIK GINGSENG
C  : Betulkan ?
W : Iya
C  : Aku paling sebel deh kalau cowokku naksir cewek yang           
 lain.
W : Cowokku dulu juga gitu. Dia itu suka melirik cewek yang rambutnya panjang. Padahal dulu aku takut manjangin rambut. Takut patah-patah dan rontok. Sunslik gingseng membuat rambut semakin kuat tumbuh sepanjang yang kamu suka.
C  : Sekarang rambut kamu sudah panjang ?
W : Ya
C  : Berarti cowok kamu sudah tidak lirik-lirik lagi dong ?
W : Cowokku si ndak, cowok-cowok yang lain pada lirik aku

Wacana tersebut merupakan wacana dialog antara dua orang gadis. Mereka sedang berdialog mengenai rambut. Setelah menggunakan sunslik gingseng rambut menjadi kuat dan tidak rontok.
c.    Wacana polilog
Adalah pembicaraan atau percakapan yang melibatkan partisipan pembicaraan lebih dari dua orang penutur. Partisipan yang terlibat dalam pembicaraan semuanya berperan aktif dan langsung dalam komunikasi. Wacana polilog terjadi seperti pada peristiwa musyawarah, diskusi, atau debat, dan teks drama.
Perhatikan contoh wacana polilog yang dikutip dari teks drama berjudul Orkes Madun I karya Arifin C Noer berikut ini.
KONTEKS     : KEHADIRAN WASKA DISAMBUT GEMBIRA
 OLEH KOMUNITASNYA. WASKA  
 DIJADIKAN TEMPAT MENGADU BAGI  
 TARKENI YANG SEDANG BERSELISIH
 DENGAN MADEKUR, SUAMINYA.
WASKA         : Peran Waska akan tampil memberi ruh  pada  
 jasadku yang lunglai kecapean yang kosong yang  
 gosong yang bagai kepompong.
KOOR             : Uuuuuuuuuuu
WASKA         : Langit hanya berisi angin hari itu dan warna hitam
                          Tumpah diseanteronya dimana – mana dan aku
                          Waska sedang minum air kelapa.
TARKENI        : Lalu aku Tarkeni datang menangis bersujud di
                            kaki Waska mengadukan ihwal duka.
WASKA           : Ada apa anakku? Kenapa menangis seperti itu?
TARKENI          : Sakit kepalaku sampai ke kalbu lantaran dipukul suamiku.
WASKA             : Madekur!!!!!
MADEKUR        : Madekur luka hatinya disobek – sobek cemburu
oleh cemburu buta.
WASKA             : Yak karena tidak matang  jiwanya.
(Orkes Madun I : 663-664)
Wacana tersebut merupakan wacana polilog, yakni percakapan atau pembicaraan yang melibatkan lebih dari dua orang (tokoh) sebagai partisipan pembicaraan. Tokoh Tarkeni mengadukan nasibnya kepada tokoh Waska, karena ia dipukul oleh Madekur, suaminya, yang sedangkan dibakar rasa cemburu. Kemudian Waska mencoba mendamaikan Tarkeni dan Mardekur sebagai pasangan suami istri.
4)      Wacana Berdasarkan Bentuknya
              Berdasarkan Bebtuknya, wacana dapat diklasifikasikan menjadi wacana prosa, puisi, dan drama.
a.       Wacana Prosa
Adalah wacana yang disampaikan dalam bentuk prosa (dalam bahasa jawa disebut gancaran). Wacana berbentuk prosa dapat berupa wacana tulis dan lisan. Contoh wacana prosa tulis misalnya cerita pendek (cerpen), cerita bersambung (cerbung), artikel, novel, dan undang-undang, sedangkan contoh wacan prosa lisan misalnya pidato, khotbah, dan kuliah.
b.      Wacana Puisi
Adalah wacana yang disampaikan dalam bentuk puisi (dalam bahasa jawa disebut geguritan). Wacana berbentuk puisi juga dapat berupa wacana tulis dan lisan. Puisi dan syair adalah contoh jenis wacana puisi tulis, sedangkan puitisasi atau puisi yang dideklamasikan dan lagu-lagu merupakan contoh jenis wacana puisi lisan.
c.       Wacana Drama
Adalah wacana yang disampaikan dalam bentuk drama, dalam bentuk dilog, baik berupa wacana tulis maupun wacana lisan. Bentuk wacan drama tulis terdapat pada naskah-naskah atau teks-teks drama atau naskah sandiwara, sedangkan bentuk wacana drama lisan terdapat pada pemakaian bahasa dalam peristiwa pementasan drama, yakni percakapan antar tokoh dalam drama.

5)      Cara dan Tujuan Pemaparan
a)   Narasi
adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berisi fakta, misalnya biografi (riwayat seseorang), otobiografi/riwayat hidup seseorang yang ditulisnya sendiri, atau kisah pengalaman. Narasi seperti ini disebut dengan narasi ekspositoris. Narasi bisa juga berisi cerita khayal/fiksi atau rekaan seperti yang biasanya terdapat pada cerita novel atau cerpen. Narasi ini disebut dengan narasiimajinatif.
·         Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah:
(1) kejadian,
(2) tokoh,
(3) konflik,
(4) alur/plot.
(5) latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.

Narasi diuraikan dalam bentuk penceritaan yang ditandai oleh adanya uraian secara kronologis (urutan waktu). Penggunaan kata hubung yang menyatakan waktu atau urutan, seperti lalu, selanjutnya, keesokan harinya, atau setahun kemudian kerap dipergunakan.
·         Tahapan menulis narasi, yaitu sebagai berikut.
(1) menentukan tema cerita
(2) menentukan tujuan
(3) mendaftarkan topik atau gagasan pokok
(4) menyusun gagasan pokok menjadi kerangka karangan
secara kronologis atau urutan   waktu.
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Contoh wacana narasi
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?

b)   Deskripsi
adalah karangan yang menggambarkansuatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan pengalamanpenulisnya. Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau citraansesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehinggaseolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiriobyek tersebut. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.
·         Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu sebagai berikut.
a.  Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah deskripsi yang menggambarkanobjek benda     sesuai kesan/imajinasi si penulis.
Contoh deskripsi imajinatif
Salju tipis melapis rumput,  putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
b. Deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat.
Contoh deskripsi faktual
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.

·         Tahapan menulis karangan deskripsi, yaitu:
(1) menentukan objek pengamatan
(2) menentukan tujuan
(3) mengadakan pengamatan dan mengumpulkan bahan
(4) menyusun kerangka karangan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.

c)    Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalahmakalah untuk seminar, simposium, atau penataran.
Untuk mendukung akurasi pemaparannya, pengarang eksposisi sering menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram,tabel, atau bagan dalam karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapatberbentuk uraian proses, tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.
·         Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu sebagai berikut.
(1) menentukan objek pengamatan,
(2) menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi,
(3) mengumpulkan data atau bahan,
(4) menyusun kerangka karangan, dan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Contoh wacana eksposisi
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan  sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.

d)   Argumentasi
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan-alasan yang rasionaldan logis.
·         Tahapan menulis karangan argumentasi, sebagai berikut.
(1) menentukan tema atau topik permasalahan,
(2) merumuskan tujuan penulisan,
(3) mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti,
fakta, atau pernyataan yang mendukung,
(4) menyusun kerangka karangan, dan
(5) mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Contoh wacana argumentasi
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
e)    Persuasi
     Bertujuan untuk memengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu atau karangan yang besifat mengajak pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang meyakinkan sehingga pembaca bersedia melaksanakan ajakan hal-hal yang baik demi kepentingan masyarakat. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap balasan berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
·         Ciri-ciri wacana persuasi
-          Harus menimbulakan kepercayaan pada pendengar / pembacanya.
-          Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
-          Harus menciptakan persesuaian melalui kepercayaan antara, pembicara / penulis dan yang diajak berbicara / pembaca.
-          Harus menghindari konflik ( baik dalam pemikiran pembaca atau sesama pembaca ) agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai.
-          Harus ada data dan fakta secukupnya untuk mendukung ajakan.
·         Langkah menyusun wacana persuasi
-          Menentukan topik / tema
-          Merumuskan tujuan
-          Mengumpulkan data dari berbagai sumber
-          Menyusun kerangka karangan
-          Mengembangkan kerangka karangan menjadi kerangka persuasi
·         Yang tergolong kedalam Wacana Persuasi :
-          Bentuk pidato, misalnya propaganda, kampanye lisan.
-          Bentuk tulisan berupa iklan dan selembaran.
-          Bentuk elektronik, misalnya iklan di tv, bioskop, dan internet.
·         Keefektifan kalimat dari Wacana Persuasi
-          Dapat merubah pola pikir oranglain secara cepat.
-          Menyampaikan ajakan di berbagai media / cara.
-          Efektif dalam mengajak perubahan dalam jumlah banyak.
-          Baik digunakan dalam hal politik, advertisi, dan pendidikan.
·   


nah... untuk lebih lengkapnya nie sobat... bisa klik link di bawah ini ^^_